Monday, February 3, 2014

ASKEP COLLIC ABDOMEN



COLLIC ABDOMEN
A.     PENGERTIAN
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).
Kolik abdomen merupakah salah satu keadaan darurat non trauma, dimana seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan secepatnya untuk dapat dibebaskan atau diringankan penderitaannya atau mencegah memburuknya keadaan penderita.

B.     ANATOMI
Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat pengisian dan pengosongan lambung.
Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visuil sulit dibedakan dari jejenum dan ileum, hanya saja panjang duodenum, kira-kira 25 cm dan berakhir pada ligmen-ligmen treltz berupa sebuah ligamen yang berjalan dari sisi kanan diafragma dekat hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum dan jejenum.
Sisa dari usus halus adalah jejenum ¾ bagian akhir disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis.
Colon / usus besar :
Ini lebih besar dari usus halus yang terdiri dari : Caecum,Colon pars desendens, Colon Pars aseenden, Rectum, Colon transversum.
Lapisan usus besar ini terdiri dari: Tunika serosa, Tunika submukosa, Tunika muskularis, Tunika mukosa

C.     ETIOLOGI
1.    Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis, diverti kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
2.    Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease, kulitis infeksi, esofagitis.
3.    Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu.
4.     Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis
5.     Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal.
6.     Gangguan motilitas : irritable bowel syndrome, dispepsia fungsional.
7.    Ekstra abdominal : hespes trauma muskuloskeletal, infark miokard dan paru dan lainnya.

D.    MANIFESTASI KLINIS
Klien akan merasakan nyeri perut yang hebat / nyeri tekan, muntah, bisa juga kenaikan suhu bisa juga disertai dengan gejala yang sesuai penyakitnya.

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang kadang perlu untuk mempermudah mengambil keputusan, misalnya pemeriksaan darah, urin, feses. Kadang perlu juga dilakukan pemeriksaan radiologi dan endoskopi.
Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi. Hitung leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan. Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang lainnya.

F.      PENATALAKSANAAN
1.      Obat prokinetik, untuk mempercepat peristaltik saluran gastrointestinal.
2.      Ex. Betanekol, metoklopramid, domperiden dan cisaride
3.      Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan menurunkan jumlah sekresi lambung. Pada umumnya tergolong antagonis reseptor H2 (ARH2).
4.      Ex. Simetidine, rantidine dan famatidin
5.      Antasida
6.      Obat pelindung mukosa
7.      Ex. Sukralfat.




ASUHAN KEPERAWATAN
A.     PENGKAJIAN
1.      Biodata
Nama, umur, alamat, agama, pendidikan
2.       Riwayat kesehatan
·        Keluhan utama :  muntah-muntah
·        Keluhan waktu di data : Terdapat pasien muntah-muntah, sakit kepala, , keadaan umum lemah.¯nyeri ulu hati, ma-mia ө, turgor kulit
·        Riwayat kesehatan yang lalu : Pernah menderita moviting atau tidak
·        Riwayat kesehatan keluarga : Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit seperti pasien
3.      Pemeriksaan fisik
·        Tanda vital : Biasanya stabil
·         Inspeksi :
Kepala : Keadaan rambut, mata, muka, hidung, mulut, telinga dan leher
Dada : Abdomen: biasanya terjadi pembesaran limfa
Genetalia : Tidak ada perubahan
·        Palpasi abdomen : Terasa pembesaran limfa dan infeksi kronik juga akan membesar
·        Auskultasi
·        Perkusi
B.     DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1.      Kekurangan cairan (dehidrasi) berhubungan dengan mual muntah
2.      Gangguan kebutuhan istiharahat tidur berhubungan dengan sakit kepala
3.      Gangguan pmenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anorexia
4.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
5.       Personal Hygiene kurang berhubungan dengan ketidakmampuan merawat diri
C.     INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      DX. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, demam dan atau diforesis.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
·        Tanda vital normal
·         Masukan dan haluaran seimbang
Intervensi :
a.       Memberikan masukan cairan intravena
b.      Anjurkan untuk banyak minum
c.       Menganjurkan pada pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang merangsang mual muntah
d.      Memberikan Health education kepada pasien dan keluarga pasien
e.       Mengobservasi vital sign pasien

2.       DX.Nyeri berhubungan dengan distensi, kekakuan
Tujuan :
rasa nyeri teratasi atau terkontrol
Kriteria hasil :
pasien mengungkapkan penurunan ketidaknyamanan; menyatakan nyeri pada tingkat dapat ditoleransi, menunjukkan relaks.
Intervensi :
a.       Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman; jangan menyangga lutut.
b.      Kaji lokasi, berat dan tipe nyeri
c.       Kaji keefektifan dan pantau terhadap efek samping anlgesik; hindari morfin
d.      Berikan periode istirahat terencana.
e.       Kaji dan anjurkan melakukan lathan rentang gerak aktif atau pasif setiap 4 jam.
f.        Ubah posisi dengan sering dan berikan gosokan punggung dan perawatan kulit.
g.       Auskultasi bising usus; perhatikan peningkatan kekauan atau nyeri; berikan enema perlahan bila dipesankan.
h.       Berikan dan anjurkan tindakan alternatif penghilang nyeri.
3.      DX. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distensi abdomen dan atau kekakuan.
Tujuan :
pola nafas menjadi efektif.
Kriteria hasil :
pasien menunjukkan kemampuan melakukan latihan pernafasan, pernafasan yang dalam dan perlahan.
Intervensi :
a.       Kaji status pernafasan; observasi terhadap menelan, “pernafasan cepat”
b.      Tinggikan kepala tempat tidur 40-60 derajat.
c.       Pantau terapi oksigen atau spirometer insentif
d.      Kaji dan ajarkan pasien untuk membalik dan batuk setiap 4 jam dan napas dalam setiap jam.
e.       Auskultasi dada terhadap bunyi nafas setiap 4 jam.
4.      DX.Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan.
Tujuan
ansietas teratasi
Kriteria hasil :
pasien mengungkapkan pemahaman tentang penyakit saat ini dan mendemonstrasikan keterampilan kooping positif dalam menghadapi ansietas.
Intervensi :
a.       Kaji perilaku koping baru dan anjurkan penggunaan ketrampilan yang berhasil pada waktu lalu.
b.      Dorong dan sediakan waktu untuk mengungkapkan ansietas dan rasa takut; berikan penenangan.
c.       Jelaskan prosedur dan tindakan dan beri penguatan penjelasan mengenai penyakit, tindakan dan prognosis.
d.      Pertahankan lingkungan yang tenang dan tanpa stres.
e.       Dorong dukungan keluarga dan orang terdekat.



DOWNLOAD MATERI INI DALAM BENTUK M.WORD??  KLIK DOWNLOAD

download[4]


DAFTAR PUSTAKA
Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk. Ed. Jakarta : EGC; 2001
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998
Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994
Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001

No comments:

Post a Comment